SERIKAT.ID – Yusuf Mbuinga Salah satu pengacara pemda kabupaten pohuwato merasa geram dengan salah satu komisaris PT.Pets yang hingga kini tak memiliki niat baik untuk meminta maaf kepada pengacara Pemprov Gorontalo,pemda pohuwato juga pengurus KUD Darma Tani. Pasalnya pada rapat yang di laksanakan di kantor PT.PETS pada awal februari lalu, Samsul Bahri Ilyas salah satu komisaris PT.PETS sempat mengebrak meja dan melontarkan kalimat yang tak seharusnya di ucapkan oleh seorang komisaris.Hal itu membuat salah satu peserta rapat tersinggung.
“Seharusnya seorang samsul yang notabene sebagai komisaris mewakili perusahaan grup di pohuwato ini, dunia Investasi inikan yang paling utama dan prioritas Investasi bisa berjalan baik di daerah itu adalah bagaimana terciptanya kondusifitas daerah, kalau begini modelnya seorang komisaris justru menciptakan konflik baru di daerah ya kan begitu,harusnya tidak menyinggung perasaan orang daerah”, Kata Yusuf Mbuinga, Senin 12 Februari 2024
“Yang kedua bahwa kud itu sebenarnya, kalau memang kemarahan itu di tujukan kepada lowyer kud atau pengurus kud seharusnya rapat itu di laksanakan secara tertutup prioritas kud dan PT.PETS atau pgp kan begitu, olehnya karena ini di Gorontalo itu menjunjung tinggi yang namanya nilai-nilai etika, atau budaya atau adabu, kami menunggu, kami mengharapkan kepada pak samsul untuk meminta maaf kepada peserta rapat, semua peserta rapat bukan cuma yusuf Mbuinga”, Tambahnya
Yusuf Mbuinga pun menyesalkan cara salah satu komisaris memimpin rapat dengan peserta rapat berasal dari luar perusahaan dan mitra perusahaan pertambangan seperti KUD Darma Tani Marisa.
“Cara memimpin rapat dengan cara paka-paka meja, apa namanya geprak meja, kemudian bentak-bentak begitu, kemudian sampai menantang kalau ada yang bisa menyelesaikan perkara yang sementara bergulir akan saya berikan uang pribadi saya 1 milyar itu tidak etis”, Lanjut Yusuf dengan nada kesal
Kepada media ini pula Yusuf Mbuinga sebagai salah satu tokoh masyarakat pohuwato juga pengacara pemda mengaku kesal terhadap Samsul Bahri yang marah-marah saat rapat tanpa menyebut kemana arah kemarahannya.
“Menyinggung peserta rapat, karena tidak tau siapa yang di marah kan”, Lanjut Yusuf
“Olehnya permohonan maaf itu sangat penting sebagai budaya orang timur apalagi di Gorontalo, sangat menjunjung yang namanya nilai-nilai budaya atau etika atau adabu di gorontalo, Kalau tidak ini suatu saat akan jadi sebuah akumulasi kekecewaan masyarakat pohuwato yang di khawatirkan akan jadi pemicu lagi suatu saat, walaupun ini persoalan kecil tapi tidak bisa di biarin loh”, tandasnya.
*Admin*