Syarif Mbuinga atau dikenal dengan panggilan Pasisa adalah tokoh politik sangat berpengaruh di bumi panua.
Sosok Syarif Mbuinga memiliki Tracrecord baik selama memimpin partai Golkar. Ditangannya partai Golkar tak tergantikan pada puncuk pimpinan DPRD Kabupaten Pohuwato kurun waktu 15 Tahun periode (2004 – 2009) – (2009 – 2014) dan (2014-2019).
Dengan gaya politisi yang dekat dengan Rakyat saat menjabat Ketua DPRD Dua periode dan Bupati Pohuwato selama dua periode. Partai Golkar jadi partai besar,dimana di akhir masa jabatannya sebagai Bupati dan Ketua DPD II Golkar, fraksi Golkar tembus 10 kursi.
Dari angka 10 tersebut, diyakini tak ada lagi politisi yang mampu menyamai rekor Syarif Mbuinga di bumi panua.
Setelah berakhir dari masa jabatan sebagai Bupati Pohuwato pada tahun 2020 lalu, Syarif Mbuinga digantikan oleh sang kakak dari partai Gerindra.
Kini tibalah waktu memasuki perhelatan lima tahunan, Syarif Mbuinga hingga kini belum juga memberi peryataan atau sinyal kemana ia akan memberi dukungan.
Dukungan Syarif Mbuinga Untuk Golkar
Sebagai politisi yang lahir dari partai berlambangkan pohon beringin, tentunya Syarif Mbuinga telah menyiapkan siapa sosok yang di persiapkan melanjutkan perjuangan partai.
Nama Nasir Giasi saat ini sebagai ketua DPD II Golkar dan ketua DPRD Kabupaten pohuwato disebut – sebut oleh Syarif Mbuinga sebagai pengantinya kedepan.
Menurutnya,Dengan segudang pengalaman Nasir Giasi layak untuk naik level ke eksekutif.
Namun, tampaknya pupus sudah harapan Syarif Mbuinga kepada Nasir Giasi sebagai penerus di Eksekutif. Hal ini bisa dilihat dari dukungan Partai Golkar yang di tujukan kepada Suharsi Igirisa yang tidak pernah di sebut oleh Syarif Mbuinga.
*Lalu Kemana Syarif Mbuinga Akan Beri Dukungan? *
Setelah mundur dari pengurus partai dan terpilih sebagai Anggota DPD RI Dapil Gorontalo, Syarif Mbuinga sepertinya akan absen dalam perhelatan kali ini, sebab kader yang di inginkannya tak maju dalam pilkada. Melainkan kader yang tidak pernah disebutnya bakal melawan Saudara kandungnya.
Tentunya, Sebagai Politisi yang besar dari Golkar juga tak lepas dari peran keluarganya. Syarif Bakal memilih menikmati dinginnya Senayan ketimbang harus mengorbankan Kakak dan Partai Golkar yang telah ia besarkan.