Serikat.id – Belum lama ini, Pemerintah kabupaten Pohuwato menetapkan darurat kasus malaria di bumi panua setelah dua tahun berada pada status KLB.
Menurut Roys Gunibala selaku Kabid Pelaksana Teknis Malaria Dikes Pohuwato,bahwa penularan malaria bisa berasal dari lingkungan sekitar yang terdapat genangan air.
“Nyamuk yang menjadi penularan malaria tidak hanya dari kubangan besar akan tetapi dari genangan – genangan air yang berlumut dan rimbun,”. Ungkapnya saat di via WhatsApp,Kamis 13 Februari 2025.
Berdasarkan penelitian Dikes bersama unsur terkait ditemukan jentik nyamuk terdapat di lingkungan pemukiman warga. Olehnya Roy menghimbau masyarakat untuk hidup sehat dengan lingkungan yang bersih.
“Ini di buktikan ketika kami melaksanakan penelitian di beberapa tempat dan menemukan jentik nyamuk di lingkungan pemukiman warga.
Makanya lebih tepat salah satu menjadi Unjung tombak pemutusan mata rantai penyebaran malaria adalah melibatkan masyarakat untuk berprilaku hidup sehat,”. Jelasnya
“Pada dasarnya potensi penyebaran paling besar penularan nyamuk bersifat penyakit ada di lingkungan masyarakat padat penduduk dan sering beraktifitas di malam hari,”. Tambahnya.
Masih Kata Roys,Saat ini pemerintah daerah melalui dinas kesehatan dan unsur terkait tengah berupaya memutus penyebaran malaria di Pohuwato tanpa menyalahkan siapa yang salah dalam penularan malaria di bumi panua.
Roys sebagai tenaga kesehatan yang membidangi penanganan malaria di Pohuwato tidak dapat memastikan bahwa penambang sebagai penyebab utama dalam penularan malaria,sebab setiap pasien yang masuk sulit di identifikasi lewat pekerjaan yang tertera dalam KTP. Namun Ia memastikan setiap pasien yang masuk di tangani dengan baik.
“Justru itu.makanya namanya nakes tidak melihat apa status dan latar belakang.jikalau sakit di obati dan jikalau berpotensi menular akan di treking penukarannya hingga dia putus penularannya,Selaku tenaga kesehatan kami tidak melihat latar belakang atau pekerjaannya apa untuk dilayani.akan tetapi lebih ke rasa manusianya. Beberapa pasien ada penambang ada juga pencari kayu dihutan dan ada juga ibu rumah tangga dan anak – anak.akan tetapi seiring berjalan penularan.kami tidak mau Terlena dengan status usaha atau pekerjaan.akan tetapi lebih pada masalah lingkungan mereka sehari-hari yang berkecimpung dengan tetangga – tetangga,”.
Lebih Lanjut,Roys menjelaskan pihaknya saat ini fokus memutus mata rantai penularan dengan Ketersediaan sumber daya dan fasilitas kesehatan,kerja sama lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat.
“Dinas kesehatan fokus di tujuan bagaimana bisa memutus mata rantai penularan malaria di tingkat desa hingga kecamatan. Sehingga nya beberapa usaha dilakukan salah satunya penetapan KLB yang sudah berjalan selama 2 tahun serta di rubah status menjadi darurat bencana non alam.Itu di lakukan untuk memaksimalkan pelaksanaan memutuskan mata rantai penyebaran.
Adapun sistem pelaksanaan nya meliputi :
- Ketersediaan sumber daya dan fasilitas kesehatan
- Pemutusan mata rantai. (Kerja sama lintas sektor serta tupoksinya)
- Pemberdayaan masyarakat (melaksanakan perilaku hidup sehat danenjaga lingkungannya masing),”. Urai Roy.