Pohuwato – Musda ke V partai Golkar kabupaten Pohuwato berakhir dengan terpilihnya Nasir Giasi sebagai ketua DPD periode 2025 – 2030 secara aklamasi.
Beni Nento yang sebelumnya di isukan sebagai rival berat Nasir di musda, memilih tidak mendaftar.
“Hari ini pelaksanaan Musda ke V DPD II Partai Golkar Kabupaten Pohuwato. Ini calonnya ada dua, tetapi hari ini saya menyatakan diri tidak mendaftar,” ungkapnya.
Menurut Beni, proses Musda lebih mengedepankan semangat musyawarah mufakat dibandingkan kompetisi politik.
“Yang namanya musyawarah kan bermusyawarah, bukan memilih. Kami sudah bertemu dengan para petinggi Golkar dan tokoh-tokoh Golkar di Jakarta, dan sudah ada kesepakatan-kesepakatan di sana, baik saya maupun Pak Nasir. Insya Allah kami akan menjalankan roda organisasi Golkar ini,” tambahnya.
Ia juga menegaskan bahwa dirinya tetap mendapat amanah dalam struktur partai.
“Kami telah dipercayakan, saya sebagai Ketua DPRD dan Pak Nasir insya Allah tetap akan melanjutkan sebagai Ketua DPD II Golkar,” tuturnya.
Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Pohuwato, Nasir Giasi, dalam keterangannya menekankan bahwa dinamika internal partai merupakan hal yang wajar dalam proses demokrasi organisasi.
“Saya kira Golkar adalah partai yang menopangkan karya kekaryaan. Tadinya dinamika Golkar luar biasa, bahkan ada tiga calon yang mencuat sehingga oleh para petinggi dan sesepuh partai Golkar muncul kekhawatiran adanya bibit-bibit perpecahan internal,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa melalui pertemuan dan komunikasi intensif, akhirnya disepakati adanya pembagian peran dan mekanisme penguatan internal partai.
“Kami sudah punya penugasan khusus, yaitu check and balances. Tugas yang berat itu tidak bisa dipegang oleh satu orang. Ketua DPD II dan Ketua DPRD sama-sama memiliki tanggung jawab besar, baik secara internal maupun eksternal,” jelas Nasir.
Menanggapi isu yang berkembang di masyarakat, Nasir Giasi secara tegas membantah anggapan bahwa kepemimpinannya akan berdampak pada perebutan kursi Ketua DPRD.
“Isu bahwa ketika Nasir Giasi menjadi Ketua DPD II maka kursi Ketua DPRD akan direbut kembali, itu tidak benar. Itu isu-isu murahan yang dimainkan dari luar untuk masuk ke dalam,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa hubungan internal Golkar Pohuwato justru dibangun atas dasar saling menguatkan.
“Kami punya penugasan khusus, saling mengingatkan dan saling memperkuat. Ketika saya sebagai Ketua DPD II ada hal yang tidak diinginkan partai, maka Ketua DPRD bisa mengingatkan, begitu juga sebaliknya,” lanjutnya.
Nasir Giasi menegaskan bahwa amanah yang diberikan kepadanya merupakan perintah organisasi yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan visi politik yang jelas.
“Sebagai ketua partai itu harus punya mimpi, punya cita-cita, dan punya ambisi untuk masuk dalam dunia pemerintahan. Golkar adalah partai karya kekaryaan yang harus menjadi bagian dari pemerintahan,” pungkasnya.










